Selasa, 29 Mei 2012

Melestarikan Bumi dengan Informasi Geospasial




Saat ini kita hidup di dunia yang berubah dengan cepat dan dinamis yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan kegiatan di dalamnya. Perubahan ini tentunya akan berpengaruh pada lingkungan, sosial dan ekonomi.  Dalam rangka menyelamatkan bumi  dari kerusakan akibat perubahan tersebut, dilakukan dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan cara menyinkronisasikan, mengintegrasikan dan memberi bobot yang sama bagi tiga aspek utama pembangunan yaitu aspek ekonomi,sosial budaya dan lingkungan. Untuk itu diperlukan data dan informasi geospasial yang handal dan dapat dipertanggungjawabkan dalam mengelola Sumber Daya Alam, Sumber Daya Ekonomi, Sumber Daya Sosial dan Sumber Daya Lainnya.
Menurut Kepala BIG,Dr. Asep Karsidi, peran penting penggunaan Informasi Geospasial dalam pelaksanaan pembangunan dan pengambilan keputusan yang berwawasan lingkungan terwujud dengan adanya produk informasi geospasial seperti Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (MORATORIUM), Peta Ekoregion Nasional, Peta Kajian Penurunan Tanah Jakarta,Peta Sebaran Lahan Gambut, Peta Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Klorofil untuk bidang perikanan dalam mengetahui kesuburan perairan dan untuk mengetahui lokasi gerombolan ikan, Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) sebagai Sumber Informasi Darat dan Laut, khususnya wilayah pantai secara simultan dalam satu lembar peta untuk mengoptimalkan perencanaan pembangunan nasional di wilayah pantai/pesisir. Penyediaan Informasi Geospasial yang handal dan dapat dipertanggungjawabkan, memerlukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM khususnya dalam bidang Geospasial. Menurut Sekretaris Utama BIG, Budhy Andono  Soenhadi, yang bertindak sebagai pembicara dalam Workshop di rangkaian acara “Save Our Earth” ini, tantangan yang lebih berat adalah membangun “Budaya Geospasial” di Indonesia. Sosialisasi dan edukasi kepada semua lapisan masyarakat mutlak harus dilakukan oleh semua insan geospasial di Indonesia, tandasnya. Salah satu perwujudan komitmen BIG dalam pengembangan SDM dalam bidang Geospasial, BIG menyerahkan bantuan Software Summit Enterprise  kepada ITB dan ITENAS sebagai sarana pendukung dalam pemetaan digital dengan metode Fotogrametri.

Rabu, 23 November 2011

Sumber Daya Geologi,Exploitasi dan Eksplorasinya

1) Atlas Nasional Indonesia

Dalam Atlas Nasional Indonesia terdapat tema,fisik dan lingkungan,potensi sumber daya,sejarah,wilayah,penduduk dan budaya,interaktif peta,produk atlas dan galery. Disana dijelaskan tentang Sumber Daya Geologi yang isinya bahwa wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan atau benturan tiga lempeng tektonik yaitu Eurasia , Hindia-Australia dan Pasifik. Benturan tersebut sudah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu, yang mengakibatkan adanya pergerakan pulau dan struktur batuan yang beragam. Berbagai jenis dan umur batuan batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya dengan sumberdaya mineral baik logam, non logam dan energi. Jenis mineral logam seperti emas, tembaga, perak, besi, kromit, timah, dsb. Jenis mineral non logam seperti belerang, batugamping, gambut, dsb. Jenis energi yang banyak tersedia di wilayah Indonesia diantaranya minyak, gas, batubara, dsb. Selain potensi sumberdaya yang cukup banyak tersedia, wilayah Indonesia juga merupakan zona-zona sesar, patahan dan deretan gunung api aktif yang memanjang dari ujung Sumatera sampai ke Maluku.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat disini http://atlasnasional.bakosurtanal.go.id


2) Penyelidikan Potensi Pada Tailing PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika,Provinsi Papua
Tailing adalah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tambang, kehadirannya dalam dunia pertambangan tidak bisa dihindari, dan sudah dianggap tidak berpotensi lagi untuk di manfaatkan. Akan tetapi dengan kemanjuan teknologi saat ini, kemungkinan dari tailing tersebut masih dapat diperoleh bahan-bahan atau mineral yang dapat dimanfaatkan. Daerah penyelidikan termasuk dalam wilayah Kontrak Karya PT Freeport Indonesia, dikenal dengan Mod ADA ( Modified Ajkwa Deposition Area), secara geografis terletak pada 136o 55’ - 136o 58’ Bujur Timur dan 4ยบ32’ – 4o40’ Lintang Selatan, dan secara administrasi termasuk Distrik Mimika Baru, Kota Timika, Provinsi Papua. Penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan tailing hasil pengolahan PT Freeport Indonesia masih mengandung bahan-bahan atau mineral yang dapat dimanfaatkan,Pemercontohan tailing dilakukan dengan menggunakan bor Bangka 4” pada 13 lokasi secara acak (scout drill), dan pendulangan pada 3 lokasi, dengan jumlah contoh, 63 contoh pasir, 66 contoh konsentrat dulang. Analisis contoh dilakukan secara kimia dan fisika. Hasil analisis terhadap 63 contoh pasir tailing PT Freepot Indonesia memperlihatkan kandungan kadar Cu 0,16 % - 0,25 %, Pb 65 ppm - 103 ppm, Zn 0.015 – 0.05 %, Fe 6,14 % - 8,88 %, As 2 ppm – 28 ppm, Ag 2,00 ppm - 3,66 ppm, Sb < 2ppm – 5 ppm, Au 22 ppb - 355 ppb, dan Hg 0.2ppb – 57 ppb. Hasil analisis major elemen, memperlihatkan tingginya kadar rata-rata beberapa elemen terutama SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Kandungani mineral magnetit bervariasi baik secara horizontal maupun vertikal, dengan nilai tertinggi 84,97 % dan nilai terendah terendah < 16 %. Hasil analisis cemaran radiasi terhadap 2 (dua) conto terpilih pada tailing PT.Freeport menunjukkan kadar dibawah batas deteksi pada unsur Uranium (238U). Evaluasi sumberdaya, diperoleh sumber daya hipotetik Cu 993.798 ton, Zn 140.660,64 ton, Au 12.4861.800 gr (± 12.4 ton), dan sumber daya hipotetik magnetit 1.659.120.000 kg (1.659.120 ton). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat disinihttp://psdg.bgl.esdm.go.id